Selasa, 23 Januari 2018

Hecticnya Berangkat Sekeluarga ke Negri Orang

Setelah selesai urusan rumah, sekarang saatnya berburu tiket murah. Setelah bolak balik online, alhamdulillah dapat tiket sekitar 35 juta Banda Aceh-Christchurch untuk 2 dewasa, 3 anak dan 1 bayi. Untuk penerbangan ini kami harus transit 3x: Banda Aceh-Kuala Lumpur dengan Air Asia, lanjut Kuala-Lumpur-Singapore dengan pesawat Virgin, Singapore-Brisbane dan Brisbane-Christchurch dengan pesawat Qantas. Dari Banda Aceh pesawat take off pukul 8.30 hari Rabu pagi, tiba di Christchurch sekitar 3.30 siang hari Kamis. Saat itu menjelang winter dan perbedaan waktu antara Banda Aceh dan Christchurch mencapai 5 jam lebih awal di Christchurch.

Yang paling hectic + frantic itu waktu tiba di Kuala Lumpur, karena waktu transit hanya 3 jam 25 menit, dan kami harus antri untuk ambil 12 bagasi, plus ada 3 tentengan, plus anak satu di gendongan dan memastikan 3 anak lainnya tetap seiring selari (sejalan), tepatnya sa’i atau lari-lari kecil, dengan antrian yang maa syaa Allah panjang dan baru selesai sekitar 35 menit, setelah itu langsung menuju ke lokasi cek-in penerbangan dengan pesawat Virgin karena untuk penerbangan internasional kita harus sudah di counter cek-in 2 jam sebelum penerbangan.

Bagasi kami

Syukurnya pesawat Virgin itu sodaranya Qantas, jadi nggak perlu ambil bagasi lagi hingga tiba di Christchurch nantinya.
Tiba di Singapore, barulah kami makan siang, memang sudah telat, hampir pukul 16.00 waktu Singapore, tapi tidak jadi masalah karena sudah makan pagi dan sudah makan ala kadarnya di Kuala Lumpur. Shalat Ashar dan Dhuhur kami laksanakan di mushalla Bandara Changi, Singapore, namun untuk shalat Maghrib jamak dengan Isya kami shalat di dekat ruang tunggu keberangkatan. Tidak sanggup lagi balik ke mushalla yang agak jauh jaraknya karena ada tas yang harus ditenteng dan kasian juga anak-anak jadi makin capek.

Malam itu pukul 09.00 waktu setempat kami menuju Brisbane, Australia, dengan menumpangi pesawat Qantas, walaupun numpang tapi kami udah beli tiket ya... Walaupun ini penerbangan yang paling lama, tapi anak-anak enjoy karena bisa nonton di TV mini yang terletak di bagian belakang sandaran kursi penumpang di depannya. Maklumlah, selama ini cuma pernah naik pesawat Air Asia dari Banda Aceh ke Kuala Lumpur, tentunya dengan penerbangan yang hanya memakan waktu 1 jam 35 menit tidak ada fasilitas entertainment. Makanannya pun masih selera kita, nasi kari. Makanan yang disediakan di dalam pesawat sudah kami pesan online waktu beli tiket agar diberikan Halal Meal. Serunya, makanan untuk kami dulu yang diantar, baru untuk penumpang lainnya. 

Esok paginya tiba di Bandara Brisbane kami bisa santai, sempat foto-foto sedikit, karena tidak perlu ambil bagasi. Saat itu terpikir mau cari air minum dari kran yang memang disediakan di tempat-tempat umum untuk diisikan ke botol minuman kami yang kosong. Tapi sudah bolak balik tetap nggak nemu. Mau beli air mineral, gak punya uang Dollar Australia. Akhirnya, sama seperti di Singapore sewaktu mau membeli makanan untuk makan siang, aku pun menukar uang Rupiah ke Dollar Australia, sekedar untuk beli minum dan potato chips original. Pelajaran yang bisa diambil di sini, siapin recehan mata uang negara tempat transit, karena menukar mata uang di bandara tentunya lumayan tinggi perbedaan kursnya. And you know what? Aku menukar uang untuk dapat sekitar AUD$10, tapi karena pajak untuk penukaran mata uang mencapai AUD$4, jadi cuma dapat AUD$6, makanya cuma bisa beli air mineral dan chips, gubrak!

Pukul 9 pagi kami melanjutkan penerbangan dengan Qantas menuju Christchurch. Penerbangan hanya memakan waktu 3 jam 3 menit, namun karena perbedaan waktu antara Brisbane dan Christchurch mencapai 3 jam, maka setibanya di Christchurch sudah pukul 3.30 siang. Kami pun lalu  menuju tempat ambil bagasi, dan mulai menghitung, 1, 2, 3, 4, …..12??? Kenapa cuma 12 ya? Harusnya 13. Hitung lagi, masih 12, pikir punya pikir, koper atau tas mana yang hilang…O, o…
Iklan dulu ya…heheh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Emang Enak Tinggal di Luar Negri?

Biasanya nih, kalau mau ke luar negri yang terbayang yang indah-indah aja, yang akan hidup di negri majulah, yang pemandangannya indah, bis...