Kamis, 18 Januari 2018

IELTS Speaking Test

Di bahasan yang lalu, kita sudah membicarakan tentang menghadapi wawancara untuk beasiswa dalam dan luar negri. Kali ini, ada satu lagi model wawancara yang mau saya bahas, tapi yang ini sebenarnya bukan wawancara, tapi berupa speaking tes dalam IELTS test. Kamu tau IELTS (International English Language Testing System) kan? Bagi yang mau kuliah di Inggris dan sekutunya, seperti Australia, Selandia Baru dan lainnya, kamu wajib mengikuti tes ini. Berbeda dengan TOEFL, tes ini ada tes speakingnya. Pertanyaan yang diajukan ada empat level. Level pertama tentang diri dan kegiatan kita. Di tahap 1 usahakan satu menit aja perkenalan diri dari kamu untuk menjawab pertanyaan pertama, karena kalau terlalu lama jadi kurang bagus juga.

Di level kedua, kamu akan diberikan sebuah topik berikut pertanyaannya, juga selembar kertas dan pulpen untuk menulis draft kira-kira apa yang akan kamu jawab, dan waktu satu menit untuk memikirkan dan menuliskan jawaban. Untuk menjawab soal di level dua ini, kamu diberi waktu dua menit untuk berbicara tanpa disela.  Contoh topik pertanyaan yang saya dapat akhir Mei lalu adalah: koran atau majalah apa yang pernah saya baca. Pertanyaan yang mengikutinya: Dimana saya baca koran/majalah tersebut dan isi koran atau majalahnya tentang apa.

Setelah waktu dua menit berakhir, kamu memasuki tahap ketiga. Di tahap ini, si interviewer akan ngajak kamu diskusi tentang hal yang masih berkaitan dengan topik di level dua tadi. Contoh yang saya dapat misalnya: “Menurut kamu, mana yang lebih “memorable”, berita yang ditonton, atau yang dibaca?” Dan diskusi akan berlanjut antara kamu dan si interviewer. Kalau menurut saya, di sini tidak ada jawaban benar atau salah, kamu boleh pilih salah satu, tapi sertakan argumen kenapa kamu milih salah satu antara dua pilihan. Lebih bagus kalau argumen kamu bukan opini, tapi menunjukkan kamu punya referensi dari bacaan, ga perlu sampai menyebutkan detil referensi sih...

Pada waktu itu saya milih yang ditonton lebih memorable, alasannya karena menggunakan dua indra, melihat dan mendengar, tapi si interviewer seperti tidak puas, mungkin jawaban saya salah menurut penelitian ya? Hehehe…trus saya tambahkan, kalau membaca juga bisa memorable seandainya si pembaca sebelum membaca punya WH-questions (who, where, why, what, when dan how) dalam pikirannya. Disini sepertinya agak nampak kalau saya punya ilmu tentang jadi pembaca yang baik, hehehe..karena setelah itu si reviewer tampak puas dan beralih ke pertanyaan lain, yaitu memasuki tahap keempat.

Di tahap keempat ini pertanyaan yang diajukan semakin sulit, yang mengajak kamu berpikir lebih lanjut dan memberikan argumen atas tiap jawaban yang kamu berikan. Tapi pengalaman saya, bisa dikatakan saya hampir tidak memasuki tahapan ini, karena waktu yang tersedia sudah habis, karena kelamaan di tahap 1 dan 3. Jadi mungkin ada bagusnya kamu ikut cara saya ini, memperpanjang perkenalan diri di tahap 1 dan memperpanjang diskusi di tahap 3 supaya gak banyak waktu untuk tahap terakhir yang pastinya tahap tersulit, hehe… Alhamdulillah saya dapat nilai 8 untuk tes speaking kali ini.

Kesimpulannya, menghadapi speaking tes, kamu nggak perlu khawatir, anggap aja sedang diajak ngomong Inggris sama teman. Apapun pertanyaannya, jangan jawab “No”, karena akan ada pertanyaan lanjutan yang jadi aneh kalau tetap ditanyakan padahal kamu sebelumnya udah jawab “No”. Contohnya, “Kamu suka dengar lagu?”, kalau kamu jawabnya No”, pertanyaan selanjutnya adalah “Siapa penyanyi idola kamu?”, jadi gak nyambung kan…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Emang Enak Tinggal di Luar Negri?

Biasanya nih, kalau mau ke luar negri yang terbayang yang indah-indah aja, yang akan hidup di negri majulah, yang pemandangannya indah, bis...